PENDAHULUAN
Keruntuhan dahsyat yang diderita
dunia Islam, baik di timur (Baghdad) maupun di barat (Andalusia) tidaklah
mengurangi semangat juang kaum Muslim untuk bangkit kembali. Semua peristiwa
jatuhnya dunia Islam tersebut dikarenakan serbuan Salibiyah dari barat oleh
kaum Kristen Europa dan dari timur oleh bangsa Tartar-Mongol. Dan kemudian
pengusiran total kaum Muslimin dari seluruh wilayah Europa Barat ialah Spanyol
(Andalus).
Pemerintah Abbasiyah yang memegang
kuasa atas dunia Islam selama kurang lebih lima abad lamanya, mengahadapi
kehancurannya di bawah injakan kaki tentara Tartar yang berkuasa dengan sangat
kejam.
Kota Baghdad menjadi timbunan
mayat kaum Muslimin, mulai dari pahlawan sampai rakyat biasa. Sedangkan
masjid-masjidnya yang indah dan gedung-gedungnya yang megah hangus habis
menjadi abu, karena pembakaran umum.
Justru di masa-masa yang sangat
menyedihkan itu, suatu kabilah Turki yang gagah berani di bawah pimpinan Sultan
Sulaiman Syah telah menunjukkan kebolehannya menahan banjir besarnya tentara Tartar
yang sedang menyerbu daerah-daerah Islam.
Barulah sekitar seperempat abad
(25 tahun) sesudah jatuhnya kota Baghdad, pada tahun 680 H, muncullah seorang
yang gagah berani Sultan Utsman yang mampu menundukkan segala musuh dan segala
rintangan yang dihadapi pengikutnya. Hingga akhirnya berdirilah suatu kerajaan
baru yang kemuadian dikenal kerajaan Utsmani-Turki. Dimana berdirinya di atas
kerajaan Saljuk peninggalan Sultan Alauddin.
Dari sudut pandang inilah,
pemakalah akan mengupas sebagian perjalanan khalifah daulah Usmaniyah ini dari
sisi dakwah yang dijalani selama berkuasa, sekiranya tidak mengurangi data-data
dari buku yang pemakalah kupas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asal-Usul Daulah Utsmaniyah
Pada tahun 656 H/ 1267 M, Utsman
lahir, beliau anak dari Urtughril. Utsman inilah yang menjadi nisbat (ikon)
kekuasaan khilafah Utsmaniyah. Tahun kelahirannya bersamaan dengan serbuan
pasukan Mongolia di bawah pimpinan Hulaku yang menyerbu ibu kota khilafah
Abbasyiah. Penyerbuan ini merupakan peristiwa yang sangat mengenaskan dalam
sejarah. Pada situasi yang mencekam dan sangat kritis ini, serta dalam kondisi
umat yang dilanda rasa takut mati dan cinta dunia, lahirlah Utsman peletak
dasar khilafah Utsmaniyah.
Utsman menamakan daulah dengan
nama yang diambil dari namanya. Awalnya cikal bakal dari daulah ini adalah
negeri kecil yang lemah, ibarat bayi negeri ini perlahan tumbuh dan akhirnya
menjadi negeri Islam terkuat di dunia. Utsman memerintah mulai dari tahun
699-726 H, jadi pemerintahan Utsman ini berdiri selama 27 tahun. Keterangan
lebih luas nantinya akan di bahas pada bab III
B.
Pendekatan Unsur-unsur Dakwah
Khilafah daulah Utsmaniyah
tercatat memiliki sekitar 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad
10 Hijriyah atau abad ke 13 Masehi. Selama masa kekhalifahan daulah Utsmaniyah
dipimpin khalifah yang silih berganti. Struktur dakwah pada masa daulah
Utsmaniyah meliputi unsur-unsur dakwah sebagai berikut:
a.
Da’i
Kehidupan Utsman I, pendiri dinasti Utsmani dari tahun
699-726 H, adalah kehidupan yang dipenuhi dengan jihad dan dakwah di jalan
Allah. Beliau bersifat al-ulama wa al-umara, karena selain sebagai ulama beliau
pun sebagai pemimpin pada daulah ini. setelah beliau wafat generasi selanjutnya
diteruskan oleh anaknya yang bernama Sultan Orkhan bin Utsman, yang berkuasa
dari tahun 726-761 H.
Setelah Sultan Orkhan meninggal, pemerintahan dilanjutkan
oleh beberapa orang khalifah diantaranya:
Sultan Murad I (761-791 H), Sultan Bayazid I (791-805 H),
Sultan Muhammad I (781-824 H), Sultan Murad II (824-855 H), Sultan Muhammad
Al-Fatih (831-886 H), sultan Bayazid II (886-918 H), Sultan Salim I (918-926
H), Sultan Sulaiman Qanuni (926-974 H), Sultan Salim II (974-982 H), Sultan
Murad III (982-1003 H), Sultan Muhammad III (1003-1012 H), Sultan Ahmad I
(1012-1026 H), Sultan Mustafa I (1026-1027 H), Sultan Utsman II (1027-1031 H),
Sultan Murad IV (1032-1049 H), Sultan Ibrahim bin Ahmad (1049-1058 H), Sultan
Muhammad IV (1058-1099 H), Sultan Sulaiman II (1099-1102 H), Sultan Ahmad II
(1102-1106 H), Sultan Mustafa II (1106-1115 H), Sultan Ahmad III (1115-1143 H),
Sultan Mahmud I (1143-1168 H), Sultan Utsman III (1168-1171 H), Sultan Mustafa
III (1171-1187 H), Sultan Abdul Hamid (1187-1203 H), Sultan Salim III
(1203-1222 H), Sultan Mahmud II (1223-1255 H), Sultan Majid I (1255-1277 H),
Sultan Abdul Aziz I (1277-1293 H), Sultan Murad V (1293-1293 H), Sultan Abdul
Hamid II (1293-1328 H).
Beberapa khalifah yang lemah pada masa itu antara lain:
Sultam Mustafa I. Sultan Utsman II, Sultan Murad IV,
Sultan Ibrahim bin Ahmad, Sultan Muhammad IV, Sultan Sulaiman II, Sultan Ahmad
II, Sultan Mustafa II, Sultan Ahmad III, Sultan Mahmud I, Sultan Utsman III,
Sultan Mustafa III, Sultan Abdul Hamid I.
Sifat seorang da’I pada masa itu tidak semua memiliki
sifat al-ulama dan al-umara. Namun ada yang bersifat al-ulama saja atau yang
bersifat al-umara, bahkan yang bersifat al-ulama wa al-umara’pun ada. Maka itu
sifat yang bercorak adalah al-ulama, al-umara, dan al-ulama wa al-umara.
b.
Mad’u
Kondisi mad’u pada masa daulah Utsmaniyah umumnya
bersifat al-ummah, karena pada masa daulah ini, masih banyak yang belum
menerima Islam sebagai agamanya. Akan tetapi, dari dinasti sebelumnya sudah
banyak pula yang sudah menerima Islam. Jadi, corak mad’u pada masa daulah
Utsmaniyah yaitu mad’u ijabah dan ummah.
c.
Materi
Materi yang diterapkan pada masa daulah Utsmaniyah
meliputi akidah, syariah dan muamalah. Di mana pada masa Utsmaniyah
materi-materi seperti fiqih, tata cara membaca Al-Qur’an, berwudhu dan
lain-lain, lebih dipermantap lagi penerapannya. Pada masa ini ketahuidan
(meng-Esa-kan) pun di tanamkan pada umatnya.
d.
Metode
Pada masa Utsmaniyah ada beberapa macam metode yang
digunakan dalam berdakwah antara lain:
1. Ekspansi
Penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara ekspansi
atau perluasan wilayah. Ekspansi yang dilakukan salah satunya meliputi kawasan
Eropa dan Asia Kecil. Masih banyak negara-negara lain yang menjadi kekuasaan di
bawah daulah Utsmaniyah ini.
2. Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan cara
menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian dan penjelasan tentang sesuatu
kepada pendengar dengan menggunakan lisan. Para ulama melakukan dakwahnya di
masjid-masjid.
3. Metode Kelembagaan
Pada masa daulah Utsmaniyah banyak dibangun masjid,
sekolah, rumah sakit, jembatan, dan tempat berlindung . Selain itu, pekerjaan
penting yang dilakukan adalah dibentuknya militer Islam yang kuat dan memasukkan
sistem khusus dalam kemiliteran yang berasaskan Islam.
4. Metode Missi (Bi’tsah)
Penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah dilakukan
dengan cara mengutus para da’i. Pada masa ini dilakukan penjagaan di
wilayah-wilayah perbatasan Romawi dan mencegah serangan yan g mungkin datang
menyerbu kekuatan Islam sejak masa pemerintahan Abbasiyah.
5. Metode Tanya-Jawab
Metode yang dilakukan dengan menggunakan Tanya jawab
untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman materi dakwah. Metode ini
biasanya bersamaan dengan metode caramah, jadi ketika mad’u tidak memahami bisa
langsung bertanya. Sehingga adanya hubungan timbale balik antara da’I dan
mad’u.
6. Metode Bimbingan Konseling
Dari dinasti-dinasti sebelumnya telah diajarkan tata cara
shalat, cara membaca Al-Qur’an dan kajian kitab. Pada masa Utsmaniyah ini
pengajaran pun lebih di matangkan atau dipermantap bagi yang sudah biasa dan
yang belum mengetahui.
7. Metode Keteladanan
Khalifah Ustmaniyah ini mempunyai sifat yang pemberani,
bijaksana, ikhlas, sabar, daya tarik keimanan, adil, memenuhi janji,dermawan,
ikhlas karena Allah dalam setiap penaklukan. Karena sifat kepemimpinan ini,
maka banyak orang yang terpengaruh dengan kepribadiannya, sehingga banyak yang masuk
dan memeluk agama Islam.
8. Metode Propaganda
Metode propaganda adalah suatu upaya untuk menyiarkan
Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa. Metode ini masih digunakan
karena belum semua kaum memeluk agama Islam.
9. Metode Diskusi
Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran
antara sejumlah orang secara lisan membahas suatu masalah tertentu dan
bertujuan untuk memperoleh hasil yang benar. Sebagai contoh, perwakilan
negeri-negeri Eropa berkumpul di Istanbul. Mereka mengajukan usulan-usulan pada
pemerintahan Utsmani. Beberapa usulan penting itu adalah membagi negeri
Bulgaria menjadi dua wilayah. Namun usulan ini tidak disetujui oleh Utsman.
10. Metode Karya Tulis
Metode ini masuk dalam kategori dakwah bi al-qalam. Tanpa
tulisan dunia akan lenyap dan punah. Pada masa Utsmani upaya-upaya manipulatif
sejarawan musuh-musuh Islam, khususnya terhadap sejarah khilafah Utsmaniyah
dihadang sekelompok intelektual dan sejarawan umat. Dimana mereka berusaha
membantah semua tuduhan yang dilakukan oleh sejarawan musuh-musuh Islam itu dan
membela pemerintahan Utsmani. Salah satu buku yang paling menonjol dalam
melakukan bantahan ini adalah buku yang ditulis oleh Dr. Abdul Aziz Asy-Syanawi
yang ditulis dalam tiga jilid besar dengan judul Al-Daulat Al-Utsmaniyah Daulat
Muftara ‘Alaihi dan buku-buku bermutu lainnya yang ditulis oleh Dr. Muhammad
Harb seperti, Al-Utsmaniyyun fi Al-Tarikh wa Al-Hadharah dan lain-lain.
11. Metode Silahturahmi (Home Visit)
Metode silahturahmi, yaitu dakwah yang dilakukan dengan
mengadakan kunjungan kepada suatu mad’u tertentu dalam rangka menyampaikan isi
dakwah kepada mad’u. metode ini dapat dilakukan melalui silaturahim, menengok
orang sakit, ta’ziyah dan lain-lain. Jadi dengan dilakukannya metode inilah
yang disebut metode home visit.
12. Metode korespondensi
Metode korespondensi adalah metode melalui surat-surat.
Jadi sebelum da’I di kirim ke daerah itu,terlebih dahulu di kirim surat sebagai
pengantar.
e.
Media
Media yang digunakan pada masa daulah Utsmaniyah ini
diantaranya adalah:
1. Sekolah-sekolah
Karena pada masa ini khalifah cinta akan ilmu,maka
dibangunnya sekolah-sekolah agar orang-orang dapat berpengetahuan. Pendidikan
diberikan secara gratis, sedangkan materi yang diajarkan adalah meliputi
tafsir, hadist sastra, balaghah, ilmu-ilmu kebahasaan, arsitektur dan
lain-lain. Maka dari sinilah ilmu-ilmu semakin berkembang dan kita sebagai umat
penerusnya bisa merasakan ilmu-ilmu yang telah diajarkannya.
2. Masjid
Masjid pada masa ini juga merupakan tempat pendidikan,
yang mana pendidikan yang diajarkan Al-Qur’an, hadist, tafsir dan lain-lain.
Masjid juga tempat dilakukannya untuk berdakwah dengan metode ceramah.
3. Rumah Sakit
Di setiap klinik ini di tempatkan dokter dengan tambahan
dokter-dokter spesialis di bidangnya seperti ahli penyakit dalam, ahli bedah
dan ahli farmasi. Pada masa inilah semua telah di kembangkan dengan telah
banyaknya pengetahuan yang ada dan semakin berkembang.
4. Media Cetak
Pada masa ini banyak buku-buku yang diterjemahkan dari
bahasa Yunani, Persia dan Arab ke dalam bahasa Turki. Salah satu buku yang
diterjemahkan itu adalah Masyahir Al-Rijal (Orang-orang terkenal) karya Poltark
dan masih banyak lainnya. Dengan adanya penerjemahan buku-buku ini otomatis
adanya media cetak untuk mencetak hasil terjemahan ini, dan juga adanya
percetakan uang karena uang pada masa ini juga digunakan untuk kebutuhan.
BAB III
SEJARAH PERJUANGAN DAULAH
USMANIYAH
Setelah Khilafah
Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis.
Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu
sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam
banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu,Keadaan politik umat Islam
secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan
berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Usmani di Turki, Mughal di India
dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama berdiri juga yang
terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Untuk
mengetahui labih jelasnya maka dalam makalah ini akan saya terangkan lebih
lanjut mengenai Turki Usmani.
A. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani
Nama kerajaan Usmaniyah itu
diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan
Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah
Kab di Asia Tengah. Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam
legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh
Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih
tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk
Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah. Pada abad ke-13 M,
mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka melarikan
diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu
orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil. Dibawah pimpinan
Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang
berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat
dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang
berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan
memilih kota Syukud sebagai ibukota. Ertoghrul meninggal Dunia tahun 1289.
Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah yang
dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun
1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan
Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah
wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa
penuh atas daerah yang didudukinya. Penguasa pertamanya adalah Usman yang
sering disebut Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman(raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak
wilayah kerajaan diperluas.Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusat kerajaan.
Usman mengirim surat kepada raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa sekarang
dia raja yang besar dan dia menawar agar raja-raja kecil itu memilih salah satu
diantara tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jaziah dan perang. Setelah
menerima surat itu, separuh ada yang masuk Islam ada juga yang mau membayar
Jizyah. Mereka yang tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu sehingga
mereka meminta bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa
takut menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa
Tartar, sehingga mereka dapat ditaklukkan.Usman mempertahankan kekuasaan nenek
moyang dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh
sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-saudaranya yang gagah
berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi kokohnya kekuasaan nenek
moyangnya.
B. Perkembangan Turki Usmani
Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman (raja besar keluarga Usman), setapak demi setapak wilayah kerajaan
dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan
kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu
kota kerajaan. Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki
Usmani ini dapat menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar
(1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah yang
pertama kali diduduki kerajaan Usmani,ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa
(1359-1389 M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan
daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan
ibukota kerajaan yang baru. Mrerasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa,
Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan
untuk memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat
menghancurkan pasukan sekutu KRISTEN Eropa tersebut.
Ekspansi Bayazid I sempat
berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia
kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki
mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian meninggal pada
tahun 1403 M. Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan Usmani
yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri.
Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh
Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan
dasardasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha beliau kemudian
diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).Turki Usmani mengalami kemajuannya
pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau
mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang
merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. Pada masa Sultan Salim I
(1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil
ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I (1520-1526
M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman.
Masa beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani, karena
dibawah pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara,
Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria,
Bosnia, Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu
laut Merah, laut Tengah dan laut Hitam.Usmani yang berhasil menaklukkan Mesir
tetap melestarikan beberapa system kemasyarakatan yang ada sekalipun dengan
beberapa modifikasi. Usmani menyusun kembali sistem pemerintahan yang memusat
dan mengangkat beberapa Gubernur militer dan pejabat-pejabat keuangan untuk
mengamankan pengumpulan pajak dan penyetoran surplus pendapatan ke Istambul.
Peranan utama pemerintahan Usmani adalah menentramkan negeri ini, melindungi
pertanian, irigasi dan perdagangan sehingga mengamankan arus perputaran
pendapatan pajak. Dalam rentangan abad pertama dan abad pertengahan dari
pereode pemerintahan Usmani, sistem irigasi di Mesir diperbaiki, kegiatan
pertanian meningkat dengan pesat dan kegiatan perdagangan dikembangkan melalui
pembukaan kembali beberapa jalur perdagangan antara India dan Mesir.Demikianlah
perkembangan dalam kerajaan Turki Usmani yang selalu berganti penguasa dalam
mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para penguasa) memimpin dengan
tegasnya atas tinggalan dari nenek moyang agar jangan sampai jatuh ke tangan
negeri / penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini terbukti dengan adanya para
pemimpin yang saling melengnkapi dalam memimpin perjuangannya menuju kejayaan
dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam kehidupan masyarakat.
C. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani
Akibat kegigihan dan
ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki Usmani
membawa dampak yang baik sehingga kemajuankemajuan dalam perkembangan wilayah
Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Dengan cara atau taktik yang
dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan
perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang
kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M). Sehingga Turki Usmani mencapai
puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini di tindak
lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan Sulaiman
al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur dan Barat,
tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani itu, sehingga
Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil. Kemajuan dan perkembangan
wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh
kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting, diantaranya
:
1.
Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
Untuk pertama kalinya Kerajaan
Usmani mulai mengorganisasi taktik, strategi tempur dan kekuatan militer dengan
baik dan teratur. Sejak kepemimpinan Ertoghul sampai Orkhan adalah masa
pembentukan kekuatan militer.Perang dengan Bizantium merupakan awal
didirikannya pusat pendidikan dan pelatihan militer, sehingga terbentuklah
kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah . Selain itu kerajaan Usmani
membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi
Gubernur. Gubernur mengepalai daerah tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa
bupati. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I
dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa Al-Abhur , yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai
datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasanya ini, di ujung namanya di
tambah gelar al-Qanuni.
2.
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Turki Usmani
merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya adalah kebudayaan
Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil
ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana rajaraja. Organisasi
pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan ajaran tentang
prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambil
dari Arab. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di Turki Usmani tidak begitu menonjol
karena mereka lebih memfokuskan pada kegiatan militernya, sehingga dalam
khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan yang terkemuka dari Turki Usmani.
3.
Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan
kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi
hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan
juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi
dalam urusan agama dan beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap
problem keagamaan yang terjadi dalam masyarakat.
Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut
tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
- Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
- Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
- Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada tititk temu antara Asia dan Eropa.Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani.
D. Turki Pasca Sulaiman al-Qanuni
Masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) merupakan puncak
kejayaan daripada kerajaan Turki Usmani. Beliau terkenal dengan sebutan
Sulaiman Agung atau Sulaiman Al-Qonuni. Akan tetapi setelah beliau wafat
sedikit demi sedikit Turki Usmani mengalami kemunduran. Setelah Sulaiman
meninggal Dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putera-puteranya, yang
nenyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur akan tetapi meskipun terus mengalami
kemunduran kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai
militer yang tangguh. Kerajaan ini memang masih bertahan lima abad lagi setelah
sepeninggalnya Sultan Sulaiman 1566 Sultan Sulaiman di ganti Salim II. Pada
masa pemerintahan Salim II (1566-1573 M), pasukan laut Usmani mengalami
kekalahan atas serangan gabungan tentara Spanyol, Bandulia, Sri Paus dan
sebagian armada pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari Spanyol. Kekalahan
ini menyebabkan Tunisia dapat direbut musuh. Tetapi pada tahun 1575 M, Tunisia
dapat direbut kembali oleh Sultan Murad III (1574-1595 M). Pada masa
pemerintahannya, keadaan dalam negeri mengalami kekacauan. Hal itu disebabkan
karena ia mempunyai kepribadian yang buruk. Keadaan itu semakin kacau setelah
naiknya Sultan Muhammad III (1595-1603 M), Sultan Ahmad I (1603-1671 M) dan
Musthofa I (1617-1622 M), akhirnya Syeikh Al-Islam mengeluarkan fatwa agar
Musthofa I turun dari jabatannya dan diganti oleh Usman II (1618-1622 M).
Pada masa pemerintahan Sultan Murad IV (1623-1640 M), mulai
mengadakan perbaikan-perbaikan, tetapi sebelum ia berhasil secara keseluruhan,
masa pemerintahannya berakhir. Kemudian pemerintahan dipegang oleh Ibrahim
(1640-1648 M),yang pada masanya orang-orang Venesia melakukan peperangan laut
dan berhasil mengusir orang Turki Usmani di Cyprus dan Creta pada tahun 1645 M.
Pada tahun 1663 M pasukan Usmani menderita kekalahan dalam penyerbuan ke
Hungaria. Dan juga pada tahun 1676 M dalam pertempuran di Mohakes, Hungaria.
Turki Usmani dipaksa menandatangani perjanjian Karlowitz pada tahun 1699 M yang
berisi pernyataan penyerahan seluruh wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia
dan Croasia kepada Hapsburg. Dan penyerahan Hermeniet, Padalia, Ukraenia, More
dan sebagian Dalmatia kepada penguasa Venesia.
Pada tahun 1770 M pasukan Rusia
mengalahkan armada Usmani di sepanjang pantai Asia Kecil. Namun kemenangan ini
dapat direbut kembali oleh Sultan Musthofa III (1757- 1774 M). Dan pada tahun
1774 M, penguasa Usmani Abddul Hamid (1774-1789 M) terpaksa menandatangani
kinerja dengan Catherine II dari Rusia yang berisi penyerahan benteng-benteng
pertahanan di Laut Hitam kepada Rusia dan pengakuan kemerdekaan atas Crimea. Pemerintahan
Turki, masa pasca Sulaiman banyak terjadi kekacauan-kekacauan yang menyebabkan
kemunduran dalam mempertahankan Turki Usmani (kerajaan Usmani). Hal ini
dikarenakan benyaknya berganti pemimpin atau penguasa yang hanya meperebutkan
jabatan tanpa memikirkan langkah-langkah selanjutnya yang lebih terarah pada
tegaknya kerajaan Usmani. Sifat dari pada para pemimpin juga mempengaruhi
keadaan kerajaan Usmani, seperti halnya sifat jelek yang dilakukan Sultan Murad
III (1574-1595 M) yakni yang selalu menuruti hawa nafsunya sehingga kehidupan
moral Sultan Murad yang jelek itu menyebabkan timbulnya kekacauan dalam negeri
Usmani itu sendiri. Banyaknya kemunduran yang dirasakan selama kurang lebih dua
abad ditinggal Sultan Sulaiman. Tidak ada tanda-tanda membaik sampai setengah
pertama dari abad ke -19 M. Oleh karena itu, satu persatu negara-negara di
Eropa yang pernah dikuasai kerajaan Usmani ini memerdekakan diri. Bukan hanya
negeri-negeri di Eropa yang memang sedang mengalami kemajuan memberonak
terhadap kerajaan-kerajaan Usmani, tetapi juga beberapa didaerah timur tengah
mencoba bangkit memberontak. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa kemunduran
Turki Usmani pasca Sulaiman disebabkan karena banyaknya terjadi
kekacauan-kekacauan yang menyebabkan kemunduran dalam kerajaan Usmani.
E. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Kemunduran Turki Usmani terjadi
setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan
yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan kekuasaan
antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang
lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena melemahnya
semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam
mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system
pemerintahan tidak berjalan semestinya.Selaim faktor diatas, ada juga
faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran,
diantaranya adalah :
1. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas
Perluasan wilayah yang begitu
cepat yang terjadi pada kerajaanUsmani, menyebabkan pemerintahan merasa
kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca
pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan
Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi,
tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan
wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian
berusaha melepaskan diri.
2. Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang
merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia,
Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk.
Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang
dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan
tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan
yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah
dan mempunyai perangai yang jelek.
3. Kelemahan para Penguasa
Setelah sultan Sulaiman wafat,
maka terjadilah pergantian penguasa.Penguasa-penguasa tersebut memiliki
kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau
dan susah teratasi.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela
yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang
memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727
M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya
didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya
pemberontakan-pemberontakan.
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi
secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja
negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
7. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan
Teknologi
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya
sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam
pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan
militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan
teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan
musuh dari Eropa yang lebih maju.
BAB IV
KESIMPULAN
·
Utsman adalah pendiri daulah Utsmaniyah, yang
berdiri dari tahun 699-726 H. Jadi daulah ini berdiri selama 27 tahun.
·
Khalifah pada masa daulah Utsmaniyah sekitar
30 orang khalifah. Namun ada 13 khalifah yang lemah dalam kepemimpinannya.
·
Unsur-unsur dakwahnya yaitu:
a. Da’I, yang mana khalifah pada masa ini sekitar 30
orang, namun ada diantaranya khalifah yang lemah dalam kepemimpinannya. Corak
da’I pada masa ini bersifat al-ulama’, al-umara’, dan al-ulama’ wa al-umara’ b.
Mad’u, pada masa ini mad’u masih bercorak al-ijabah dan al-ummah. c. Materi
,materi pada daulah Utsmaniyah meliputi akidah, syariah dan muamalah. d.
Metode, metode yang digunakan yaitu: ekspansi, ceramah, kelembagaan, missi,
tanya jawab, bimbingan konseling, keteladanan, propaganda, diskusi, karya
tulis, silahturahmi dan korespondensi. e. Media, media yang digunakan yaitu:
sekolah, rumah sakit, masjid dan media cetak.
1.
Nama kerajaan Usmani diambil
dari nama Sultan pertama bernama Usman. Beliau dengan gigihnya meneruskan
cita-cita ayahnya sehingga dapat menguasai suatu wilayah yang cukup luas dan
dapat dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki Usmani berasal dari
suku Qoyigh, salah satu kabilah Turki yang amat terkenal. Pada abad ke-13
mereka mendapat serangan dari bangsa Mongol. Akhirnya mereka mencari
perlindungan dari saudaranya, yaitu Turki Seljuk. Dibawah pemerintahan
Ortoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin yang sedang melawan
Bizantium. Karena bantuan mereka, Sultan Alaudin dapat mengalahkan Bizantium.
Kemudian Sultan Alaudin memberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan
dengan Bizantium.Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M), orang-orang Turki
segera memproklamirkan kerajaan Turki Usmani dengan Usman I sebagai sultannya.
2.
Perluasan wilayah kerajaan
Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan,
disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Usmani mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani mengalami puncak keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung.
disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Usmani mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani mengalami puncak keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung.
3.
Dari perkembangan yang sangat
baik itu maka Turki Usmani mengalami kemajuankemajuan yang mendukung sekali
dalam pemerintahannya diantaranya:
a.
Dalam bidang kemiliteran dan
pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan
dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang
berguna untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani.
b.
Dalam bidang Ilmu Pengetahuan
dan Budaya. Turki kaya akan kebudayaan, karya telah terjadi akulturasi budaya
antara Arab, Persia dan Bizantium. Akan tetapi dalam bidang ilmu pengetahuan
Turki Usmani tidak begitu menonjol karena terlalu berfokus pada bidang
kemiliteran.
c.
Dalam Bidang Keagamaan. Peranan
agama di Turki Usmani sangatlah besar terutama dalam tradisi masyarakat.
Mufti/Ulama' menjadi pejabat tinggi dalam urusan agama dan berwenang memberi
fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang dihadapi masyarakat.
4.
Tanda kemunduran kerajan Turki
Usmani terjadi setelah masa pemerintahan Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, yaitu
terjadi pertikaian diantara anak Sulaiman untuk memperebutkan kekuasaan. Turki
Usmani mengalami kekacauan, satu persatu daerah kekuasaannya melepaskan diri,
karena tidak ada pengganti pemimpin yang kuat dan cakap.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad Ash-Shalabi, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2003
Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana, 2007
Moh Ali Aziz, Ilmu
Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009
Samsul Munir Amin,Ilmu
Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009
A. Suryana Sudrajat, Singa-Singa yang Mengukir Sejarah, Berbekal Kisah
yang Tak Pernah Usai, Jakarta; PT Gelora Aksara Pratama, 2006
Karen Amstrong,
Sejarah Tuhan, Bandung; PT Mizan Pustaka, 2007
Adian Husaini,
MA, Tinjauan Historis Yahudi Kristen Islam, Jakarta; Gema Insani, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar